KONTAN.CO.ID -Yogyakarta. Untuk wujud peringatan Hari UMKM Nasional, UMKM Hebat Powered by Yayasan Kagama Bhakti Nusantara (YKBN) bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Bank Indonesia, dan BCA secara konsisten menyelenggarakan Obrolan UMKM Hebat (13/8). Obrolan yang terselenggara secara daring ini mengangkat tema ‘UMKM Go Digital, Bisnis Untung Maksimal’.
Menurut Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG., Ph.D, abad digital tidak hanya berpengaruh terhadap perubahan yang bersifat teknis dengan skala masif, tetapi juga berpengaruh pada pemikiran dan perspektif manusia. Disrupsi digital mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat khususnya dunia usaha yang semakin beragam dan kompetitif.
“Bersikap adaptif, kolaboratif, dan inovatif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diharapkan mampu mewujudkan mental berdaya saing dengan berbagai UMKM sehingga dapat menjangkau pasar yang lebih luas.” ujar Prof. Ova dalam welcoming speaker.
Menurutnya, sikap-sikap ini lah yang harus dimiliki oleh para pelaku UMKM sehingga lebih resilien dalam transformasi digital dan dapat memanfaatkan peluang yang berharga. Selain itu, acara ini dapat menjadi inspirasi dan lesson learn bagi para UMKM agar lebih adaptif dalam perkembangan teknologi.
Selanjutnya, Deputi UKM Kementerian Koperasi dan UKM Hanung Harimba Rachman turut mengapresiasi YKBN yang mengadakan Obrolan UMKM Hebat yang selaras dengan program pemerintah dalam upaya transformasi digital. Ia menyebutkan bahwa pasar, pendanaan, dan efisiensi menjadi sarana penting dalam menjalankan usaha para pelaku UMKM. Dibuktikan komitmen pemerintah dalam mewujudkan 30 juta UMKM menerapkan digitalisasi pada tahun 2024 agar dapat keluar dari middle income trap.
“Transformasi UMKM terlibat dalam proses hilirisasi industri dan mensubstitusi impor, serta memberikan nilai tambah perlu melibatkan pendidikan tinggi yang turut andil. Selain itu, memanfaatkan pertumbuhan ekonomi digital khususnya produk-produk UMKM dengan upaya transformasi digital perlu sinergi antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan masyarakat” ujar Hanung yang menjadi keynote speaker mewakili Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Obrolan UMKM Hebat kali ini juga menghadirkan pelaku UMKM yang inspiratif sebagai narasumber yaitu Dian Eka Purnamasari (Owner Ketak Nusantara) dan Roy Wibisono Agung (Owner Naruna Ceramic) serta seorang aktor, aktivis, pembawa acara sekaligus pelaku UMKM, Raden Rizki Mulyawan Kertanegara atau Dik Doank. Obrolan yang luar biasa ini dipandu oleh Third Runner Up Puteri Indonesia 2023, Dinda Nur Safira.
Pelaku UMKM diharapkan dapat memanfaatkan berbagai program yang telah disediakan oleh pemerintah yang kaitannya dengan hilirisasi produk. UMKM akan secara aktif terlibat memberi nilai tambah pada produk komoditas ekspor maupun substitusi impor. Salah satu contohnya yaitu memanfaatkan program pengadaan barang dan jasa pemerintah yang mana sebesar 40% diarahkan belanja kepada UMKM.
Sesi panel discussion dengan dua narasumber pelaku UMKM yang memiliki segudang pencapaian luar biasa di bidang masing-masing. Dian Eka Purnamasari Owner Ketak Nusantara mengatakan bahwa memulai usahanya dengan mengedepankan eco friendly product yang terinspirasi dari kedua orang tuanya. Melihat berbagai permasalahan yang terjadi bahwa sampah jadi masalah yang sulit terpecahkan. Timbunan sampah 18,3 juta ton per tahun. Ketak Nusantara berkomitmen mengurangi sampah yang ada di lingkungan khususnya di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan memproduksi berbagai kerajinan tangan berbahan dasar dari tanaman ketak.
“Selama ini yang diterapkan, pertama adalah branding, membangun kepercayaan dan hubungan baik dengan customer. Zaman sekarang produk itu mudah sekali untuk ditiru. Konsumen juga dapat dengan mudah berpaling. Cara tetap stay di produk kita dengan memberikan treat yang dilekatkan pada customer agar menjaga loyalitas dan impression. Disinilah identitas menjadi kunci,” ungkap Dian.
Awalnya pada tahun 2021 selepas tamat kuliah, melalui riset pasar ia memahami bahwa Mawar Ketak usaha orang tuanya memiliki selera yang sama dan belum digitalisasi. Muncul sebuah peluang pengembangan untuk menyasar segmentasi anak-anak muda sehingga terlahirlah Ketak Nusantara.
Ia melakukan semuanya sendiri mulai dari membuat konten, foto produk, hingga pengelolaan sosial media. Namun, tantangan yang dihadapi utamanya dalam membangun kepercayaan kepada konsumen. Di sosial media memberikan visualisasi yang nyata bagaimana menyajikan konten-konten yang menarik. Ketak Nusantara menitikberatkan pada konten yang memberikan penjelasan kelebihan dari produk, semua harus bisa disajikan dalam sebuah video, dengan menguatkan story telling.
“Kita itu memiliki kesempatan yang sama, hilangkan keraguan dari dirimu lakukanlah aja dulu. Karena tidak ada orang yang sukses tanpa kegagalan,” pungkas Dian.
Narasumber selanjutnya, Roy Wibisono, Owner Naruna Ceramic yang mengawali usahanya di tahun 2019 yang berfokus pada porselen dan keramik. Awalnya karena passion, jadi memang segala sesuatu dalam memulai bisnis. Misalnya, passion yang dimiliki memasak sehingga bisa membuka rumah makan maupun resto dan semacamnya. Ketika kita menikmati pekerjaan kita akan menghasilkan hal-hal yang luar biasa.
“Berkaitan dengan produk, berdasarkan pengalaman, selama pandemi omset naik 22x lipat karena kekuatan produk. Bila ingin menghasilkan sebuah produk sekalian yang bagus yang jos yang keren, kalau menciptakan produk yang sama dengan kompetitor sulit akan dalam penjualan. Riset dan inovasi dengan kerja keras sampai gagal 1320 kali. Kunci kekuatan riset brand Naruna berbeda dengan lainnya. Cangkir 120 ribu karena berkualitas “ ujar Roy.
Roy menyadari bahwa riset pasar dan inovasi perlu melihat semua kompetitor di dunia, kemudian riset harus terbaik agar menjadi produk best seller di dunia. Naruna Ceramic telah ekspor ke 15 negara. Pertumbuhan yang eksponensial dari tahun ke tahun karena produk yang sangat baik. Kuncinya pada sumber daya manusia berasal dari yang terbaik, misalkan pelamar sebanyak 300 orang hanya 1 yang terbaik.
Naruna Ceramic dengan ketat mempelajari media sosial khususnya algoritma hingga bila ada perubahan terus dengan konsisten memahami perubahan yang menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, ia menambahkan bahwa media online lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pameran secara offline yang membutuhkan biaya yang besar.
“Sukses itu bukan karena keturunan karena bapak saya supir angkot dan ibu saya tukang cukur. Karena kerja keras dan kerja cerdas. Untuk gagal ada satu kata tidak bisa,” demikian pungkas Roy.
Narasumber spesial sekaligus Guest Start pada acara Obrolan UMKM Hebat, yakni Dik Doank menyampaikan bahwa ia mendirikan kafe bernama Rummah GOA memiliki filosofi “Go To Allah”, tempat beribadah hal ini berkaitan dengan proses berniaga itu melibatkan Tuhan.
Definisi berdagang adalah bersedekah, kalau sedekahnya jalan maka akan bertambah. Terdapat empat kunci dalam melakukan kegiatan berwirausaha yaitu, kedekatan dengan tuhannya mempunyai keterampilan, networking, pandai berbicara, dan punya nilai sedekah. Ia mengatakan bahwa menjadi pelaku UMKM itu harus mengenal dirinya apakah struktural atau spiritual. Hidup itu pasang surut air laut. Ujungnya bukan laku atau tidak laku, tapi jiwanya selalu siap untuk berkompetisi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Indah Sulistyorini