kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,11   -7,25   -0.78%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
ADV /

Toko Kelontong SRC Hidupkan Gairah Usaha Wong Cilik


Kamis, 21 November 2019 / 10:40 WIB
Toko Kelontong SRC Hidupkan Gairah Usaha Wong Cilik
ILUSTRASI. Sampoerna SRC - Kontan Adv Online

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Andai Tatik Lusiasari (42 tahun) waktu itu tidak menerima tawaran untuk bergabung dengan Paguyuban SRC mungkin nasibnya tidak mujur seperti sekarang ini. Bagaimana tidak, sejak 2013 bergabung usaha toko kelontongnya terus bersinar sampai kini. Yap, Tatik adalah satu dari sekian pelaku usaha Toko Kelontong SRC yang sukses dan usahanya terus berkembang pesat.

Padahal dulu waktu awal-awal merintis usaha, Tatik memulainya dengan membuka warung kelontong di tahun 2007. “Dulu warung kelontong saya ukurannya Cuma 3x3, jaman dulu etalase paling depan terus banyak gelantungan dagangan, dan yang kelihatan cuman mukanya aja,” katanya sambil mengenang.

Waktu usaha belum seperti sekarang ini, Tatik mengaku sudah pasrah apalagi untuk kulakan barang ke mitra-mitra usaha juga banyak yang tidak mau menitipkan barang dagangan ke tokonya itu. Kondisi ini membuat  Tatik sempat terpuruk. “Saya dulu juga  pernah buka usaha pizza tapi tidak jalan karena tidak ada  yang bisa menjalankan usaha itu hingga akhirnya tutup,” ujarnya,

Nah, di tengah kegundahannya tersebut kemudian di awal 2013 ada  tawaran datang kepadanya untuk memperbaiki warung kelontongnya menjadi lebih rapi, bersih, terang dan nyaman untuk konsumen berbelanja. “Pas diajak gabung pertama kali saya ditawarkan mau gak dibina sama SRC agar tokonya punya identitas dan lebih maju,” katanya.


Tak membutuhkan waktu lama, Tatik pun menerima tawaran tersebut. Dia menaruh harapan besar toko kelontongnya bisa lebih maju dari sekarang ini. “Setelah itu, beli rak makanan, dan dikasih lampu yang terang,” ujarnya. Tak ketinggalan pula lantainya diganti dengan lantai merah dan putih.

Lewat pembinaan itulah Tatik akhirnya belajar  bagaimana mengelompokan jenis-jenis makanan berdasarkan rak yang tersedia. “Jadi kebutuhan untuk mandi seperti sabun mandi, odol, sikat gigi, shampoo ada di rak tersendiri, begitu juga untuk makanan kering dan makanan ringan lainnya juga ada di rak terpisah, tidak campur aduk seperti warung saya dulu,” tandasnya.


Tatik juga mendapat pembinaan bagaimana mempromosikan barang lewat undian berhadiah motor. Mulai diberi pelatihan strategi bisnis, sehingga konsumen mulai memilih untuk berbelanja di toko kelontongnya tersebut.


“Sekarang hampir setiap hari toko saya ramai. Sehari pendapatan bisa mencukupi kebutuhan pokok, bahkan lebih,” ujarnya.


Sejak tokonya maju itulah mulai banyak supplier berdatangan untuk menitipkan barang dagangan ke tokonya itu. Mereka berasal dari para mitra usaha, UKM, perusahaan ritel makanan dan barang warga sekitar. “Warga sekitar juga banyak yang menitipkan barang dagangan disini seperti makanan kering, donat, dan banyak lagi lainnya,” katanya.

Yang serunya lagi, toko kelontong milik Tatik ini juga sudah menerapkan sistem pembayaran melalui fasilitas Pojok Bayar. Lewat sistem pembayaran tersebut maka toko kelontong masa kini yang tergabung dalam jaringan SRC menerima pembayaran transaksi belanja, dan tagihan lewat sistem digital.  “Beli token listrik, bayar pulsa, bisa dilakukan dengan Pojok Bayar sebagai bentuk kemudahan dan kenyamanan bagi para konsumen dalam berbelanja,” tandasnya.

Sama seperti Toko Kelontong masa kini SRC lainnya, disini pun ada Pojok Lokal yang menampung barang dagangan dari warga sekitar  untuk dijual. Produknya pun beragam mulai dari makanan camilan dengan kemasan plastik seperti makanan kering, emping, roti, donat dan banyak lagi lainnya. “Kurang lebih ada 25 produk lokal titipan warga yang dijual di toko kelontong ini, “ ujarnya.

Tatik yang juga anggota Paguyuban Kabupaten Cirebon Kota (Ciko) mengaku sangat senang karena kini kehidupannnya sudah jauh lebih berubah dan bertambah maju pesat. Bahkan anggota paguyuban sudah mencapai 240 orang dan masih akan terus bertambah lagi.

“Kami di paguyuban juga masih mendapatkan pelatihan bagaimana agar bisa sejahtera bersama sama. Saat ini kami masih menyamakan standar pelayanan dan kenyamanan toko kelontong SRC agar tidak ada  lagi yang terpuruk. Sebab jika ada toko kelontong yang standarnya tidak sama maka akan membuat mitra usaha tidak mau melakukan partner  kerjasama dengan toko kelontong binaan SRC tersebut,” tukasnya. 


Melalui pembinaan yang baik, Tatik sangat yakin bahwa anggota paguyuban SRC bisa semakin maju dan berkembang. Apalagi pembinaan yang dilakukan tidak sebatas dalam memberikan bantuan atau memfasilitasi usaha melainkan juga pendampingan hingga toko kelontong berkembang pesat. Hal inilah yang membuat semangat persaudaraan diantara sesama anggota  paguyuban semakin solid.

Sampoerna SRC - Kontan Adv Online

Senyum sumringah juga tampak dari Junaedi, yang memiliki toko kelontong SRC Mutiara di Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Dulu saat memulai usaha di tahun 2015 dia sama sekali tidak menyangka jika usahanya sekarang bisa berkembang pesat seperti sekarang ini. “Padahal waktu memulai usaha itu saya sama istri pinjam duit ke bank. Dan istri saya juga sampai jual perhiasan,” katanya.


Demi mengembalikan pinjaman bank tersebut, Junaedi membuka usaha tokonya selama 24 jam nonstop. Perlahan tapi pasti Junaedi sanggup untuk membayar angsuran hutang tersebut kepada pihak bank. Kemudian di tahun 2017, Junaedi ditawari oleh temannya untuk bergabung dalam komunitas SRC. Dia  pun langsung tertarik karena Junaedi punya impian membesarkan usahanya namun modalnya tidak ada. “Saya punya pandangan dengan gabung komunitas maka saya akan mendapatkan jaringan baru dan tentunya dapat teman baru. Jadi teman saya semakin banyak dan itu menambah semangat saya untuk maju,” katanya.

Hingga akhirnya di tahun yang sama pula, Junaedi pun meningkatkan skala usahanya dengan merombak toko kelontongnya menjadi lebih rapi, bersih, terang, nyaman bagi konsumennnya. Barang dagangan di tokonya  pun ditata secara rapi berdasarkan rak-raknya.

Yang lebih menggembirakan lagi, Junaedi juga memiliki Pojok Lokal untuk menjual barang-barang dagangan dari warga sekitar seperti kerupuk rambak, kerupuk ikan hingga manisan mangga. Pojok Lokalnya pun semakin laris manis. “Saya yang penting ada terus untungnya meski kecil daripada untungnya besar tapi habis itu ga ada lagi,” katanya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sulaiman yang memiliki usaha roti dan kerap menyuplai roti ke toko kelontong SRC. Dia  juga mengakui ada begitu banyak kemudahan yang didapat saat bergabung dengan komunitas SRC. Selain banyak teman, Sulaiman juga merasa terbantu dengan adanya Pojok Lokal untuk mendistribusikan usaha roti dan meningkatkan pemasaran rotinya. “Saya kini memasok roti-roti ke banyak toko kelontong binaan SRC,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Sumber : Commercial Content
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

×