kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
ADV /

Toko Kelontong Masa Kini Tumbuhkan Semangat Wirausaha


Selasa, 19 November 2019 / 08:24 WIB
Toko Kelontong Masa Kini Tumbuhkan Semangat Wirausaha
ILUSTRASI. Sampoerna SRC - Kontan Adv Online

KONTAN.CO.ID - Di Indonesia, toko kelontong sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan masyarakatnya. Keberadaannya menjadi wujud nyata ekonomi kerakyatan. Toko kelontong yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari, memang terasa lebih dekat, hemat, bersahabat bagi warga sekitarnya.

Di saat jaringan minimarket mulai menyerbu wilayah permukiman, toko kelontong tetap tegak berdiri. Bahkan, toko kelontong ikut beradaptasi mengikuti tren bisnis ritel modern yang terus berkembang.

Tengok saja, toko kelontong masa kini sudah mengakomodasi sistem pembayaran digital. Tak hanya memberi kemudahan bagi konsumen, pemilik toko kelontong juga berbenah dengan mengadopsi manajemen yang modern, baik dalam hal pembukuan dan pengadaan barang.

Seperti yang terlihat di SRC Toko Mulia di Rawa Sapi, Jati Mulya, Bekasi. Dengan fasilitas Pojok Bayar, toko kelontong yang tergabung dalam jaringan SRC ini sudah menerima berbagai pembayaran, baik transaksi belanja maupun tagihan, dalam bentuk digital. "Pojok Bayar ini menjadi salah satu kemudahan yang kami berikan bagi konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhannya secara digital,” tutur Revalia, pemilik Toko Mulia.

Bergabung dengan SRC sejak 2012, Lia, panggilan Revalia kembali terdorong untuk memajukan tokonya. Sebab, meski sudah berdiri selama delapan tahun, kala itu Lia seperti kehilangan semangat berwirausaha. “Waktu itu, saya sudah ingin menutup toko ini, karena seringkali tak ada barang, uang pun entah ke mana,” kenang perempuan 45 tahun ini.

Setelah menerima tawaran dari SRC untuk menjadi mitra binaannya, Lia pun melakukan banyak perbaikan fisik tokonya. Tentu saja, perbaikan ini sesuai dengan arahan tim SRC.  Ia mengecat ulang tokonya dan mengganti ubin lantai dengan keramik warna merah putih.

Tak hanya itu, ia menyisihkan uang untuk membeli rak-rak etalase dan menambah penerangan.  Kemudian, Lia menyusun barang-barang dagangan dengan rapi serta mengelompokkannya sesuai dengan jenis barang. Unsur kenyamanan konsumen menjadi perhatian utama dalam menata ulang tokonya.

Alhasil, Toko Mulia pun bersalin rupa menjadi toko kelontong masa kini. Dengan penampilan yang rapi, bersih, terang dan nyaman, Lia pun merasakan aliran omzet yang masuk ke kantongnya kian deras. “Ini terlihat dari barang yang saya jual semakin banyak, omzet pun terus bertumbuh,” cetus Lia.

Toko SRC Memberikan Semangat Digitalisasi

Sentuhan bimbingan SRC juga dirasakan oleh Herman, pemilik Toko Prima di Cikiwul, Bantar Gebang, Bekasi. Pria yang lebih suka dipanggil Eer ini berwirausaha dengan membuka toko kelontong sejak 2008. Lantas, ia bergabung dengan SRC empat tahun kemudian.

Sama seperti Lia, Eer juga mengubah wajah toko kelontongnya. Lewat penataan ulang display barang, penerangan dan perubahan warna dinding, kesan toko tradisional pun lenyap. 

Kenyamanan konsumen menjadi pertimbangan utama. Barang dagangan yang mulanya banyak tergantung pun, dia susun dengan rapi di atas rak-rak gondola. Termasuk memilah barang dagangan sesuai dengan jenisnya. “Pembeli bisa puas memilih dan mengambil barang sendiri dengan mudah, kenyamanan pengunjung yang saya utamakan di sini,” ujar Eer.

Tak berhenti pada penataan ulang toko, SRC juga memberi bimbingan bagi mitranya tentang cara berjualan yang baik. Terutama, soal pelayanan bagi konsumen. “Keramahan dan kepercayaan menjadi modal konsep toko kelontong masa kini,” kata pria yang murah senyum ini.

Sampoerna SRC - Kontan Adv Online

Oh ya, di tokonya, Eer juga menampung Pojok Lokal. Ini adalah etalase khusus untuk memajang produk-produk dari para pelaku UKM di sekitar toko mitra SRC. Di Toko Prima, Pojok Lokal lebih banyak berisi produk-produk camilan kemasan.

Mengikuti program SRC, Eer juga mendorong pemakaian aplikasi Ayo SRC di toko kelontongnya. Bagi konsumen, dengan mengunduh aplikasi ini, mereka bisa dengan mudah menemukan promo-promo terbaik dan lokasi toko kelontong SRC terdekat.

Maklum, dalam program ini terselip promo Yuk Belanja ke SRC. Program promosi ini menawarkan poin bagi konsumen pada setiap transaksi minimum. Semakin banyak poin yang dikumpulkan, akan semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan hadiah, mulai paket wisata hingga telepon seluler.

Nah, bagi pemilik toko kelontong seperti Eer, program poin Ayo SRC tentunya punya peran untuk mendongkrak penjualan. “Konsumen akan menambah belanja jika nilai pembayarannya mendekati nilai minimum tersebut dan kelipatannya demi mendapatkan poin ini,” ujar Eer sambil tersenyum.

Selain menggenjot penjualan, bagi pemilik toko kelontong, Ayo SRC juga memudahkan mereka dalam memesan barang dagangan secara online di mitra SRC. Tentu saja, ini menciptakan efisiensi waktu dan tenaga dalam mengelola toko.    

Eer yang kebetulan juga menjadi ketua paguyuban SRC kawasan Bekasi mengungkapkan jumlah toko kelontong yang menjadi mitra SRC terus bertambah dari tahun ke tahun. Bahkan, kini jumlahnya sudah mencapai 2.600 toko kelontong.

Dia pun berharap, SRC akan membuat toko-toko kelontong yang tergabung dalam paguyuban semakin baik. Maklum, ia merasakan pemikiran dan wawasannya kian luas setelah bergabung dengan SRC.

Dengan toko SRC yang kian baik, para pelaku juga berharap SRC mampu merangsang dan menumbuhkan semangat kewirausahaan. Dampak lebih luasnya yakni pada pengembangan ekonomi kerakyatan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Sumber : Commercial Content
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU

×