kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%
ADV /

Stop sebarkan hoax dan gali sumber informasi yang benar soal vaksinasi Covid-19


Kamis, 22 Juli 2021 / 09:50 WIB
Stop sebarkan hoax dan gali sumber informasi yang benar soal vaksinasi Covid-19
ILUSTRASI.

KONTAN.CO.ID - Sampai saat ini, apakah Anda masih menunda untuk mendapatkan vaksin? Jika tak ada penyakit tertentu yang menghalangi untuk melakukan vaksin, sebaiknya segera mendaftarkan ke pusat-pusat vaksinasi di kota Anda.  

Sebab, vaksinasi kini menjadi satu-satunya jalan keluar dalam menghadapi pandemi ini. Dengan penyuntikan vaksin kepada masyarakat secara luas akan tercapai kekebalan kelompok (herd immunity). Tepatnya, seperti yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, herd immunity akan tercapai apabila 70% populasi sudah menjalani vaksinasi Covid-19.

Jika sudah tercapai herd immunity, resiko penularan pun dapat dikurangi. Begitu juga, tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh pasien. Alhasil, pada akhirnya Covid-19 akan seperti virus flu yang dengan mudah diobati dan dikendalikan, sehingga kita semua bisa beraktifitas normal kembali.

Namun, untuk mencapai itu semua, butuh kesadaran tinggi dari masyarakat untuk bersedia melakukan vaksin. Di sini, peran pemerintah dalam berkampanye tentang program vaksinasi sangat penting.

Maklum, di era digital ini informasi dengan gampang dan cepat tersebar. Bukan hanya informasi yang benar, tapi juga informasi sesat atau hoax tentang vaksinasi juga banyak yang beredar di masyarakat. Dan, sayangnya, banyak juga warga yang lebih percaya berita hoax ini.

Menurut Siti Nur Aisyah Suwanda, Dosen dan Peneliti PPM School of Management, penerimaan kabar hoax soal vaksinasi sangat tergantung dari tingkat literasi masyarakat.

“Memang ada masyarakat yang tingkat literasi digitalnya rendah sehingga sangat rentan menerima isu hoax, namun ada juga mereka yang tingkat literasi digitalnya cukup tinggi, khususnya mereka yang berasal dari kalangan milenial, yang cukup kritis dalam menyikapi isu hoaks vaksinasi,” jelas Siti, dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kontan bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa waktu lalu.

Oleh karena itu, tak hanya kampanye, pemerintah juga aktif berkomunikasi dengan masyarakat untuk meluruskan berita hoax demi keselamatan penduduk dan juga menghambat tercapainya herd immunity.

Siti pun melihat, sejauh ini upaya komunikasi yang dilakukan pemerintah untuk memerangi hoax sudah baik. “Pemerintah sudah cukup tanggap, terlihat dari respon dari lembaga seperti BPOM dan MUI yang dengan sigap memberikan klarifikasi terkait isu-isu negatif vaksin Covid-19.

Di lain pihak, Dessy Inge Marris, Kepala Perawat RS Hermina Kemayoran juga mengungkapkan pendapat serupa. “Ada kampanye dan komunikasi yang baik mengenai vaksinasi Covid-19 dari pemerintah, meski pada awal program para nakes sempat khawatir terhadap vaksinasi ini,” kata Dessy yang juga menjadi pembicara di FGD Kontan-BNPB.  

Namun, terlepas dari itu semua, sebaiknya masyakarat juga aktif untuk mencari tahu informasi yang benar dengan melakukan cek dan ricek bila mendapati isu hoax terkait vaksinasi Covid-19. Apalagi, saat ini sudah banyak referensi yang benar di berbagai kanal yang disediakan oleh Kementrian Kesehatan.

Selain itu perlu juga berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan yang memiliki informasi dan pengetahuan yang memadai terkait dengan program vaksinasi. “Jangan mudah menerima sebuah informasi yang belum bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata nakes.

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa menelisik informasi soal Covid-19 di kanal Youtube Kontan TV.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Adv Team
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU

×