KONTAN.CO.ID - Sesuai dengan instruksi Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menekan kebutuhan impor petrokimia, PT Polytama Propindo (Polytama) tengah mengembangkan Proyek Polypropylene Plant Balongan (PPB) sebagai upaya penambahan kapasitas produksi resin Polypropylene (PP) dalam negeri. Proyek ini merupakan pembangunan PP Plant kedua Polytama dengan kapasitas sebesar 300 kiloton per annum (KTA/kiloton per tahun).
Polytama yang seluruh sahamnya dimiliki oleh PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) yang mana TubanPetro merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) telah mengundang calon kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Proyek PPB pada pre-bid meeting 4-6 April 2023. Para calon kontraktor EPC tersebut telah melakukan site visit ke lokasi Proyek agar dapat melihat langsung dan mendapatkan penjelasan tentang lingkup Proyek.
Dengan pembangunan PP Plant kedua tersebut, Proyek PPB yang pelaksanaannya juga disupervisi oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), nantinya akan memproduksi beberapa produk petrokimia, di antaranya homopolymer PP (bahan baku wadah makanan), random copolymer PP (bahan baku alat medis), block copolymer (bahan baku manufaktur), dan terpolymer PP (bahan baku komponen otomotif dan medis) dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain membangun plant juga akan dibangun fasilitas jetty (pelabuhan khusus) untuk mendukung penerimaan bahan baku propylene bagi Polytama.
Project Director Polytama Burhanudin menjelaskan, “kelanjutan Proyek PPB ini diharapkan dapat bermanfaat untuk kemajuan bisnis Polytama dan peningkatan ekonomi daerah sebagai pertumbuhan industri baru. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat Polytama dalam peta persaingan industri petrokimia, sehingga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia".
Tidak hanya berfokus mengembangkan bisnis, Polytama merupakan penghasil resin bijih plastik jenis polypropylene yaitu jenis plastik yang direkomendasikan untuk digunakan antara lain sebagai kemasan makanan. Berkat keistimewaan karakteristiknya yang memungkinkan produk dengan jenis plastik polypropylene ini menjadi dapat digunakan berkali – kali dan tidak mengandung ikatan kimia yang beracun. Selain itu, Polytama juga turut berinovasi dalam menciptakan produk petrokimia dengan proses yang ramah lingkungan serta ingin memperkenalkan kepada masyarakat bahwa #plastikbaik jika dikelola secara bertanggungjawab.
Adapun keterkaitan lainnya dalam menjaga lingkungan sekitar area proyek, Polytama turut menerapkan inovasi dengan mengembangkan program-program efisiensi energi diantaranya yaitu pemakaian panel tenaga surya dan efisiensi pada unit reaktor. Reaktor ini menjadi instrumen penting dalam memproses bahan baku propilena menjadi bijih plastik/polipropilena. Efisiensi energi dilakukan melalui penghematan konsumsi uap air pada Absorption Chiller System (ABS). Upaya tersebut menghasilkan efisiensi penggunaan uap dari 7 ton/jam menjadi 5 ton/jam (penghematan konsumsi uap 2 ton/jam).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Ridwal Prima Gozal