kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.503.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.492   42,00   0,27%
  • IDX 7.740   5,14   0,07%
  • KOMPAS100 1.202   0,02   0,00%
  • LQ45 959   0,20   0,02%
  • ISSI 233   0,05   0,02%
  • IDX30 493   0,53   0,11%
  • IDXHIDIV20 592   0,91   0,15%
  • IDX80 137   0,16   0,11%
  • IDXV30 143   0,28   0,20%
  • IDXQ30 164   0,03   0,02%
ADV /

Mengenali Risiko Bisnis di Tengah Ancaman Krisis Global


Rabu, 10 Mei 2023 / 08:00 WIB
Mengenali Risiko Bisnis di Tengah Ancaman Krisis Global

KONTAN.CO.ID - Kinerja ekonomi Indonesia mengalami kondisi yang menggembirakan. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2022 mencapai 5,31 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencatatkan pertumbuhan 3,69 persen. Sementara itu, Produk Domestik Bruto (PDB) 2022 yang dihitung berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp19.588,4 triliun dan PDB per kapita mencapai Rp71,0 juta atau 4.783,9 dolar AS.

Aktivitas ekonomi Indonesia yang dinamis telah mendorong para pembuat kebijakan untuk mengakhiri sejumlah program stimulus yang dipengaruhi oleh Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan bahwa program relaksasi restrukturisasi kredit perbankan telah berakhir pada bulan Maret tahun ini.

Sepanjang tahun 2022 terdapat tiga (3) sektor yang paling banyak terlibat kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), yaitu sektor real estate sebesar 16,90 persen, konstruksi 11,57 persen, dan manufaktur 11,39 persen. Tercatat ada 64 perusahaan manufaktur yang terlibat kasus PKPU di tahun 2022.

Namun, tidak menutup kemungkinan beberapa sektor masih akan mendapatkan keringanan kredit, seperti akomodasi, makanan dan minuman, perhotelan, dan real estate. Meski begitu, para pelaku usaha juga harus mengantisipasi kemungkinan melemahnya kinerja ekonomi dunia akibat inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan berusaha menghindari gugatan pailit.

Bagaimana perilaku pembayaran di Indonesia?

Setiap tahun, spesialis manajemen kredit Business to Business (B2B) global Atradius mempelajari perilaku pembayaran di berbagai sektor dan pasar utama di seluruh dunia. Survei Barometer Praktik Pembayaran Atradius edisi 2022 mengungkapkan bahwa masalah likuiditas menjadi penyebab utama gagal bayar di pasar Indonesia, meskipun banyak perusahaan yang mengatakan bahwa mereka berusaha mengatasi masalah ini dengan penilaian perilaku kredit yang lebih ketat terhadap pelanggan.

Kemudian, hampir 40 persen perusahaan yang disurvei oleh Atradius di pasar juga menyatakan bahwa mereka melihat nilai pertanggungan asuransi kredit ketika mempertimbangkan keputusan tentang persyaratan pembayaran. Secara umum, terdapat peningkatan kesadaran akan nilai manajemen risiko kredit strategis, dengan seperempat lebih bisnis di Indonesia mengatakan bahwa mereka menggunakan asuransi kredit atau membeli solusi pembiayaan perdagangan khusus.

Temuan-temuan utama survei untuk Indonesia

  • Pertumbuhan penjualan merupakan kekuatan pendorong utama di balik keputusan kredit perdagangan B2B
  • Periode kredit perdagangan diperpanjang agar perusahaan tetap kompetitif
  • Tren peningkatan penghapusan piutang mendorong perusahaan untuk meningkatkan efisiensi penagihan
  • Masalah likuiditas merupakan pemicu utama kegagalan pembayaran dari pelanggan B2B
  • Waktu yang lebih lama untuk mencairkan faktur yang telah jatuh tempo sangat berdampak pada tingkat likuiditas
  • Bisnis condong ke arah pandangan optimis untuk perdagangan secara kredit
  • Tren peningkatan pengambilan asuransi kredit memungkinkan stabilisasi Days Sales Outstanding (DSO)

Bagaimana cara mengurangi risiko kredit?

Ketika ingin meminimalkan risiko kredit, aturan utama untuk bisnis yang menyediakan kredit komersial adalah melakukan mitigasi risiko untuk meminimalkan risiko gagal bayar dengan mengenal pelanggan Anda. Jika pelanggan Anda mengalami kesulitan keuangan, mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk membayar tagihan Anda atau bahkan kehilangan kemampuan untuk membayar sama sekali.

Untuk itu, komunitas bisnis harus memahami asuransi kredit perdagangan sebagai produk asuransi yang melindungi piutang dari risiko gagal bayar yang disebabkan oleh risiko komersial dan risiko politik, serta memahami manajemen risiko sejak awal.

Memanfaatkan perdagangan internasional secara maksimal

Cara paling aman untuk melindungi piutang Anda dari piutang tak tertagih dan penundaan pembayaran adalah dengan meminta pembayaran uang muka atas semua penjualan Anda. Akan tetapi, cara ini tidaklah mudah. Karena, pada kenyataannya, meminta uang tunai di muka merupakan sebuah tantangan dengan berbagai alasan.

Namun, dengan asuransi kredit perdagangan, bisnis Anda dapat bertransaksi dengan keyakinan bahwa tagihan Anda akan dibayar meskipun pelanggan Anda bangkrut. Selain itu, Anda dapat memanfaatkan uji tuntas bisnis dan pengetahuan dari perusahaan asuransi kredit Anda untuk membantu Anda menentukan bisnis dan pasar mana yang memiliki risiko terbesar dan peluang pertumbuhan pasar mana yang dapat ditemukan.

Artinya, asuransi kredit perdagangan memberikan perlindungan kepada penyedia barang atau jasa terhadap risiko gagal bayar calon pembeli dalam jangka waktu tertentu. Perlindungan ini akan meminimalisir penyedia barang dan jasa dari potensi kerugian akibat wanprestasi pelanggan.

Atradius adalah penyedia asuransi kredit, obligasi dan penjaminan, penagihan utang dan layanan informasi global, dengan kehadiran strategis di lebih dari 50 negara. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai profil Atradius, Anda dapat mengunjungi www.linkedin.com/company/atradiusasia

Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan salah satu mitra lokal Atradius yang menyediakan asuransi kredit perdagangan dan solusi penjaminan untuk pelanggan business to business (B2B). ASM merupakan perusahaan asuransi yang telah berpengalaman selama puluhan tahun dan telah berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai asuransi kredit perdagangan, Anda dapat mengunjungi https://sinarmas.co.id/produk/asuransi-kredit-perdagangan-proteksi-piutang-dagang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Adv Team
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU
Kontan Academy
Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK

×