kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.323   -108,00   -0,66%
  • IDX 7.163   20,76   0,29%
  • KOMPAS100 1.043   2,50   0,24%
  • LQ45 814   1,99   0,25%
  • ISSI 224   0,75   0,34%
  • IDX30 425   1,38   0,33%
  • IDXHIDIV20 505   1,40   0,28%
  • IDX80 117   0,14   0,12%
  • IDXV30 119   -0,12   -0,11%
  • IDXQ30 139   0,17   0,12%
ADV /

Memahami Alasan di Balik Turnover Karyawan, Berikut Penanganannya


Jumat, 21 April 2023 / 13:00 WIB
Memahami Alasan di Balik Turnover Karyawan, Berikut Penanganannya
ILUSTRASI. Ilustrasi karyawan yang akan resign. (Dok. Greatday)

KONTAN.CO.ID - Turnover dalam perusahaan adalah fenomena saat karyawan meninggalkan pekerjaannya atau resign dan digantikan dengan karyawan baru.

Meski dianggap lumrah dalam dunia kerja, turnover karyawan, khususnya dengan frekuensi yang tinggi, dapat berdampak negatif terhadap produktivitas tim dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, manajer ataupun pimpinan wajib mengetahui penyebab turnover pada perusahaan agar dapat merancang langkah mitigasi. Salah satu strategi yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan software HRIS dalam pengelolaan SDM di perusahaan.

Umumnya, turnover pada perusahaan disebabkan oleh sejumlah faktor. Apa saja hal tersebut? Berikut ulasannya.

1.       Gaji tidak memadai

Salah satu alasan umum di balik turnover karyawan adalah gaji yang tidak memadai.

Karyawan merasa bahwa mereka tidak dibayar cukup atas pekerjaan yang mereka lakukan. Mereka juga merasa tidak diberikan kenaikan gaji atau bonus yang cukup sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi yang telah diberikan untuk perusahaan.

Atas alasan tersebut, tak heran jika karyawan memiliki keinginan untuk mencari dan gaji dan bonus yang lebih baik di perusahaan lain.

2.       Minim kesempatan pengembangan karier

Karyawan yang merasa tidak memiliki kesempatan untuk berkembang dan maju dalam kariernya biasanya juga akan mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain. Terlebih, jika perusahaan yang dituju menawarkan peluang lebih baik.

Biasanya, hal itu disebabkan oleh kurangnya pelatihan dan pendidikan yang diberikan oleh perusahaan serta jenjang karier yang kurang jelas.

3.       Lingkungan kerja yang tidak mendukung

Lingkungan kerja yang tak mendukung, seperti kurangnya jam istirahat, lingkungan kerja yang berisik atau berdebu, dan tuntutan kerja yang tidak realistis, juga jadi faktor yang mendorong karyawan untuk pindah ke lingkungan baru.

Sebab, lingkungan yang tak mendukung dapat membuat semangat dan produktivitas karyawan jadi berkurang.

4.       Kurang pengakuan dan apresiasi

Kurangnya pengakuan dan apresiasi dapat berpengaruh besar pada tingkat motivasi yang dimiliki oleh karyawan. Alhasil, mereka menjadi merasa tidak dihargai dengan baik.

Oleh karena itu, karyawan yang merasa kontribusinya tak dihargai umumnya sudah merasa tak nyaman untuk bekerja di perusahaan tersebut.

5.       Kepemimpinan yang buruk

Kepemimpinan buruk biasa ditandai dengan sikap atasan yang otoriter, tidak adil, tidak mendukung pengembangan karier, dan kesejahteraan karyawan.

Hal tersebut pun menyebabkan karyawan menjadi tidak senang dan ingin mencari pekerjaan di tempat lain.

6.       Perbedaan kebijakan dan budaya

Perbedaan kebijakan dan budaya perusahaan dengan nilai pribadi, seperti kurangnya fleksibilitas waktu atau kurangnya keragaman di tempat kerja juga jadi penyebab dari munculnya keinginan untuk pindah perusahaan.

Masalah tersebut biasanya jadi membuat karyawan merasa tidak nyaman dan terkekang lantaran memiliki prinsip yang berbeda.

7.     Keseimbangan kehidupan kerja yang buruk

Pekerjaan dengan tuntutan yang terlalu tinggi atau tidak memiliki fleksibilitas waktu yang cukup akan sangat mengganggu karyawan.

Pasalnya, karyawan akan merasa tidak memiliki waktu istirahat ataupun waktu untuk menjalani kehidupan pribadi yang cukup.

8.       Terlalu individual dan kompetitif

Karyawan mungkin merasa bahwa mereka tidak cocok dengan budaya perusahaan yang sangat kompetitif atau tidak mendukung kolaborasi dan kerja sama.

Hal tersebut jelas bisa menjadi hambatan, terutama bagi karyawan yang senang bersosialisasi dan melakukan pekerjaan bersama.

9.       Kurangnya tantangan pekerjaan

Kurangnya tantangan juga menjadi alasan dari ketidakbetahan karyawan. Kekurangan tantangan biasanya membuat karyawan menjadi cepat bosan dan merasa tidak bisa berkembang.

10.   Perubahan hidup pribadi

Terkadang, karyawan meninggalkan pekerjaan mereka karena perubahan yang terjadi pada kehidupan pribadi, seperti pindah ke kota lain atau memiliki tanggung jawab keluarga yang lebih besar.

Meskipun hal tersebut umumnya di luar kendali, perusahaan masih dapat melakukan tindakan untuk membantu karyawan menyesuaikan diri dan tetap produktif, seperti menawarkan opsi kerja jarak jauh atau jadwal yang fleksibel.

Itu tadi 10 hal yang dapat memengaruhi tingginya angka turnover dalam sebuah perusahaan.

Untuk menghindari masalah tersebut, penting bagi manajer dan pemimpin perusahaan untuk bisa memahaminya agar dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga tim tetap produktif.

Dengan memperbaiki faktor-faktor yang menyebabkan turnover karyawan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat serta produktif untuk karyawan dan tim mereka.

Terdapat beberapa cara lain yang bisa digunakan untuk menjaga iklim yang sehat dalam perusahaan. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan.

1.       Meningkatkan kepuasan karyawan

Memperhatikan kebutuhan dan keinginan karyawan, seperti memberikan kenaikan gaji yang adil, tunjangan kesehatan, kesempatan pengembangan karier, serta lingkungan kerja yang sehat dan produktif adalah cara yang bisa diterapkan untuk menekan angka turnover.

Karyawan yang merasa dihargai dan diberi perhatian biasanya akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan produktif.

2.     Membuat rencana suksesi yang jelas

Membuat rencana suksesi yang jelas dan terstruktur juga diperlukan agar karyawan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Hal ini juga dapat membantu karyawan untuk memiliki tujuan karier yang jelas di perusahaan.

Tak hanya itu, rencana yang jelas juga bisa meningkatkan rasa keterikatan karyawan dengan perusahaan dan mendorong mereka untuk berkontribusi dengan produktif.

3.       Meningkatkan komunikasi dan feedback

Komunikasi yang terbuka dan transparan menjadi kunci penting dalam menjaga suatu hubungan profesional, termasuk antara manajemen perusahaan dengan karyawan.

Selain itu, berikan juga feedback terkait kinerja yang telah diberikan karyawan agar mereka bisa mengevaluasi diri.

Karyawan yang merasa didengarkan dan diperhatikan akan lebih termotivasi untuk bekerja dengan produktif.

4.       Jaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi

Layaknya manusia biasa, karyawan juga ingin memiliki waktu untuk menikmati kehidupan pribadi yang ada di luar pekerjaan.

Oleh karena itu, perusahaan harus bisa menjaga keseimbangan pekerjaan dengan kehidupan karyawan agar mental dan produktivitasnya tetap terjaga.

5.       Menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan

Menggunakan teknologi untuk mempermudah pekerjaan dan meningkatkan produktivitas, seperti perangkat lunak manajemen proyek, alat kolaborasi, dan otomatisasi tugas rutin juga jadi cara yang ampuh untuk meningkatkan kepuasan karyawan.

Platform tersebut dapat membantu perusahaan dalam menyimpan data serta memberi fasilitas pelacakan serta analisis data-data para karyawan.

 Jadi, perusahaan tidak perlu lagi melakukan input dan pengolahan data secara manual.

Itulah lima strategi yang bisa diterapkan untuk mengurangi angka turnover di perusahaan sekaligus membuat karyawan merasa dihargai. Klik disini untuk informasi lebih lengkap!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: adv PI
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

×