KONTAN.CO.ID - Industri petrokimia memegang peran kunci dalam fondasi ekonomi Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) nomor 14/2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Selain menjadi tulang punggung industri pengolahan nonmigas, sektor ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Prioritas pemerintah dalam mengembangkan industri 4.0 juga mencakup klaster industri petrokimia. Adapun Kementerian Perindustrian sudah menekankan urgensi industri petrokimia bagi pengembangan industri di sektor hulu, seperti produksi plastik, serat kain, tekstil, kemasan, elektronika, otomotif, obat-obatan, dan lainnya.
TubanPetro di sisi hulu memiliki anak usaha PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang memproduksi aromatic (Benzene, Toluene, dan Xylene). Pada sektor intermediate terdapat anak usaha PT Polytama Propindo yang melakukan polimerisasi propilene menjadi bijih plastik Polypropylene dan PT Petro Oxo Nusantara (PON) yang memproduksi 2-Ethyl Hexanol dan Butanol.
Pengembangan bisnis petrokimia di Tuban Petro Grup diproyeksikan mampu mengurangi volume impor 6.200 ktpa (kilo ton per annum) di 2030. Selain itu, dapat menghemat devisa negara sekitar US$6,6 miliar dan menyumbang pajak negara US$1,3 miliar pada 2030. Maka, TubanPetro memiliki posisi strategis dalam pengembangan industri petrokimia nasional.
Tantangan Peluang dan Kolaborasi
Saat ini sektor petrokimia menghadapi tantangan kompleks, sekaligus peluang besar untuk inovasi dan pertumbuhan di masa depan. Tantangan terkini yaitu volatilitas harga komoditas, terutama gas alam dan minyak mentah, yang sangat menekan margin keuntungan perusahaan.
Regulasi lingkungan juga menjadi tantangan serius. Sebagai upaya mematuhi regulasi, industri petrokimia memerlukan investasi besar dalam teknologi ramah lingkungan dan pemantauan emisi.
Inovasi teknologi merupakan tantangan sekaligus peluang. Industri petrokimia yang sangat teknologi-intensif, membutuhkan inovasi terus-menerus untuk mempertahankan daya saing dan efisiensi operasional.
Di sisi lain, konversi energi menjadi peluang besar. Sementara itu, meningkatnya permintaan produk ramah lingkungan memicu inovasi pengembangan bahan baku dan proses produksi yang lebih berkelanjutan.
Kemitraan strategis dengan pemerintah, institusi akademis, dan sektor swasta lainnya pun menjadi peluang penting. Kolaborasi dalam pengembangan inovasi, teknologi, dan infrastruktur dapat membuka pintu bagi pertumbuhan dan diversifikasi bisnis, serta praktik bisnis berkelanjutan.
Karena itu, pemerintah perlu terus memaksimalkan potensi TubanPetro. Dukungan pemerintah menjadikan TubanPetro pusat inovasi industri petrokimia akan meningkatkan efisiensi operasional dan proses produksi. Perseroan pun mampu menjadi penyedia utama produk petrokimia berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pasar global yang semakin kompleks.
Dengan terus menjaga komitmen terhadap efisiensi, serta menjalin kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak, TubanPetro dapat menjadi pemimpin bagi kemajuan industri petrokimia nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Ridwal Prima Gozal