KONTAN.CO.ID - Jakarta, 2 Oktober 2025 – Keberlanjutan kini tak lagi sekadar jargon. Pemerintah menempatkan isu ini dalam arah kebijakan pembangunan nasional. Sementara itu, peran regulasi dan sektor jasa keuangan dalam mendukung transisi hijau jadi sorotan yang tak kalah penting.
Hal tersebut ditegaskan oleh Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Dida Gardera, bahwa transformasi hijau sudah menjadi bagian dari Asta Cita sebagai visi pembangunan Indonesia ke depan.
“Ke depannya dalam setiap pilar dalam Asta Cita akan memiliki kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs, terutama pada SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh” ujarnya dalam sesi keynote speech di acara Lestari Summit 2025 pada Kamis (2/10/2025), Raffles Hotel, Jakarta.
Tak hanya itu, Dida Gardera juga menyatakan bahwa Indonesia sudah menjadi bagian dari negara dengan pencapaian SDGs tercepat.
“Laporan SDGs Transformation Center pada Juli 2025, Indonesia adalah salah satu dari lima negara dalam G-20 yang memiliki kemajuan tercepat dalam pencapain SDGs,” tambahnya.
Tak hanya itu Direktur Keuangan Berkelanjutan OJK, Joko Siswanto, juga menjelaskan peran regulasi dan sektor jasa keuangan dalam mendukung transisi hijau dan pencapaian SDGs di Indonesia
"Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung pencapaian SDGs mengeluarkan regulasi seperti Peraturan OJK tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan (POJK 51/2017) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia," ujarnya dalam sesi monolognya bertajuk “Portraying Sustainable Investment in Indonesia”.
Kedua pandangan itu mengemuka dalam diskusi paruh pertama Lestari Summit 2025 yang digelar di Jakarta hari ini (2/9/025). Forum tersebut menghadirkan ratusan peserta dari beragam kalangan.
Lestari Summit tahun ini mengambil tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future” sebagai pesan bahwa resiliensi atau ketangguhan menjadi kunci dalam pencapaian SDGs.
"Resiliensi menjadi kebutuhan nyata, baik resiliensi sosial, resiliensi ekonomi, dan tentu saja resiliensi lingkungan. Kita sadar bahwa krisis di satu bidang hampir selalu berkelindan dengan krisis di bidang lain. Karena itulah Lestari Summit 2025 mengangkat tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”,” demikian yang disampaikan oleh CEO KG Media, Andy Budiman, dalam sesi peresmian Lestari Summit 2025.
Tokoh lain yang turut tampil antara lain Managing Director Chief Economist Danantara Indonesia, Reza Yamora Siregar, Chief Conservation Officer WWF-Indonesia, Dewi Lestari Yani Rizki, Vice President Safeguard PT PLN (Perseo), Imam Muttaqien, Co-founder and CEO Pagatan Usaha Makmur (PUM), Rio Christiawan, dan pembicara lainnya.
Acara masih akan berlanjut hingga malam hari dengan sesi publik yang melibatkan komunitas, seniman, serta generasi muda, sebelum ditutup dengan Lestari Awards 2025 yang mengapresiasi 14 kategori aksi nyata keberlanjutan.
Terselenggaranya Lestari Summit 2025 tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Acara ini didukung oleh para sponsor, yaitu: Astra, PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), Amazon Web Services (AWS), Unilever, PT Pagatan Usaha Makmur, Telkomsel, MedcoEnergi, dan Kopi Kenangan.
Selanjutnya: Dibuka! Lowongan Security di PT PNM Cabang Semarang untuk Lulusan SMA/SMK
Menarik Dibaca: Hati-Hati dengan Toxic Positivity, Ini Ciri-Ciri Perilaku Toxic Positivity
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Indah Sulistyorini