kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.675   0,00   0,00%
  • IDX 8.304   29,60   0,36%
  • KOMPAS100 1.153   2,59   0,23%
  • LQ45 831   2,56   0,31%
  • ISSI 292   0,33   0,11%
  • IDX30 436   2,87   0,66%
  • IDXHIDIV20 499   3,95   0,80%
  • IDX80 128   0,02   0,01%
  • IDXV30 137   0,20   0,14%
  • IDXQ30 139   0,53   0,39%
ADV /

JKN Bentuk Nyata Perhatian Pemerintah Terhadap Masyarakat


Jumat, 24 Oktober 2025 / 08:30 WIB
JKN Bentuk Nyata Perhatian Pemerintah Terhadap Masyarakat
Dok. Febriani Priskila (35)

KONTAN.CO.ID - Luwuk - Febriani Priskila (35), akrab disapa Ebi, merupakan seorang dosen Psikologi di salah satu perguruan tinggi di Luwuk. Sehari-hari ia aktif mengajar dan mendampingi mahasiswa dalam perkuliahan, sekaligus terlibat dalam sejumlah penelitian yang berkaitan dengan kesehatan mental. Di balik aktivitas akademiknya yang padat, Ebi memiliki cerita pribadi tentang perjuangannya menghadapi gangguan kesehatan mental.

Sejak tahun 2014, Ebi telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan status kepesertaan Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri kelas satu. Ia bercerita bahwa dirinya telah lama mengalami masalah kesehatan mental dan harus menjalani pemeriksaan secara rutin ke psikiater setiap bulan. Dari hasil pemeriksaan dokter, Ebi didiagnosis mengalami gangguan bipolar yang cukup mempengaruhi aktivitas dan kualitas hidupnya.

“Sudah sejak lama saya mengalami mental health issue ini. Setiap bulan saya harus ke psikiater untuk konsultasi dan meminta obat. Bisa dibilang sampai dengan saat ini saya sangat bergantung pada obat untuk mengatasi gangguan yang saya alami," cerita Ebi dengan jujur.

Kondisinya membuat Ebi tidak bisa lepas dari obat-obatan yang diresepkan oleh psikiater. Menurutnya, harga obat yang harus dikonsumsi tidaklah murah, bahkan bisa mencapai jutaan rupiah setiap bulannya. Namun, berkat kepesertaannya dalam JKN, biaya pengobatan tersebut sepenuhnya ditanggung dalam JKN.

“Saya setiap bulan harus mengambil obat ke psikiater, karena kondisi saya saat ini memang bergantung pada obat-obatan tersebut. Dengan adanya JKN, saya bisa menghemat jutaan rupiah hanya untuk biaya obat, belum termasuk layanan kesehatan lainnya. Semua layanan dan obat ditanggung, sehingga JKN benar-benar menjadi partner saya dalam berobat selama ini," ungkap Ebi.

Bagi Ebi, keberadaan JKN bukan hanya membantu secara finansial, tetapi juga memberikan rasa aman dan tenang. Ia tidak lagi khawatir memikirkan biaya pengobatan yang tinggi, sehingga bisa lebih fokus pada aktivitas sehari-hari, baik sebagai pengajar maupun sebagai pribadi yang berupaya menjaga kesehatannya.

Tidak hanya layanan kesehatan fisik, Program JKN juga menjamin pelayanan kesehatan jiwa sesuai indikasi medis. Peserta dapat mengakses layanan tersebut mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama hingga rumah sakit rujukan, termasuk konsultasi dengan dokter spesialis jiwa, rawat inap, maupun terapi lanjutan. JKN terus berupaya memberikan perlindungan menyeluruh bagi kesehatan masyarakat, baik fisik maupun mental.

Ebi menuturkan, dukungan JKN telah membantunya melewati masa-masa sulit. Ia merasa bahwa keberadaan JKN ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap masyarakat, termasuk mereka yang memiliki masalah kesehatan mental.

“Kalau tidak ada JKN, mungkin Saya sudah kewalahan menghadapi biaya berobat. Saya benar-benar bersyukur ada JKN ini, karena Saya bisa tetap mendapatkan pelayanan kesehatan secara rutin tanpa harus memikirkan biaya yang besar," kata Ebi.

Di akhir perbincangan, Ebi menyampaikan harapannya agar JKN dapat terus berlanjut dan semakin ditingkatkan pelayanannya terutama untuk penambahan dokter psikiater yang jumlahnya harus diperbanyak mengingat saat ini isu kesehatan mental yang semakin marak terutama untuk kalangan pekerja. Ia juga  berharap, masyarakat yang mengalami kondisi serupa dengannya tidak merasa sendirian dan bisa tetap mendapatkan akses kesehatan yang layak.

“Saya berharap JKN ini bisa terus ada, kalau bisa dokter psikiaternya dan fasilitasi yang bekerja sama diperbanyak lagi dan semakin baik untuk kualitas layanan sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Karena bagi saya, JKN bukan sekadar kartu, tetapi penyelamat dalam menjaga kesehatan," pungkasnya.

Selanjutnya: BNI (BBNI) Cetak Laba Rp 15,1 Triliun, Turun 7,3% YoY tapi Tumbuh Secara Kuartalan

Menarik Dibaca: Realme GT 7 Dominasi Pasar, Bawa Baterai 7000 mAh yang Awet Berkat Pengisian 120W

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Adv Team
Editor: Indah Sulistyorini
Tag

TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

×