kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.406.000   -6.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.664   19,00   0,11%
  • IDX 8.640   28,41   0,33%
  • KOMPAS100 1.190   5,25   0,44%
  • LQ45 854   4,57   0,54%
  • ISSI 309   2,52   0,82%
  • IDX30 440   2,31   0,53%
  • IDXHIDIV20 513   4,65   0,91%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 140   1,06   0,76%
  • IDXQ30 141   1,14   0,82%
ADV / ADV

Gelar Media Editors Circle, UOB Indonesia Soroti Kondisi Finansial Konsumen Indonesia


Kamis, 04 Desember 2025 / 18:54 WIB
Gelar Media Editors Circle, UOB Indonesia Soroti Kondisi Finansial Konsumen Indonesia
Dok. UOB

KONTAN.CO.ID - PT Bank UOB Indonesia atau UOB Indonesia kembali menyelenggarakan diskusi berjudul “UOB Media Editors Circle” pada Selasa, 2 Desember 2025 di Jakarta. Dalam diskusi ini, UOB Indonesia memaparkan data dari risetnya berjudul ASEAN Consumer Sentiment Study (ACSS) 2O25 : Indonesia Report yang menyoroti ekonomi nasional dari sudut pandang konsumen. Hasil riset tersebut menganalisis tren dan sentimen konsumen di lima negara (Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Vietnam). Di tahun yang ke-6 ini, survei ACSS 2025 dilaksanakan di Indonesia pada bulan Mei dan Juni 2025 yang mencakup 1.000 konsumen atau responden dari berbagai kelompok demografis dengan usia 18 hingga 65 tahun. Peserta berasal dari berbagai kelompok dan segmen demografis.

Turut hadir dalam diskusi Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia Maya Rizano, Analis Senior OJK Hendriyono Rachman, Chairman of ASTINDO Pauline Suharno, Head of Cards and Payment UOB Indonesia Herman Soesetyo, dan Partner dari Boston Consulting Group Ferry Malvinas.

Data ACSS 2025 menunjukkan, konsumen Indonesia memasuki 2025 dengan sikap lebih berhati-hati dalam berbelanja, namun tetap optimis terhadap prospek ekonomi nasional. Skor sentimen Indonesia turun tipis dari 58 menjadi 55, tetapi persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini justru naik dari 55 menjadi 59 dan ekspektasi ekonomi 6–12 bulan mendatang meningkat dari 56 menjadi 59.

Konsumen Indonesia juga semakin jeli dalam memilih produk. Tercatat sebanyak 49% responden lebih sering membeli barang diskon, 43% memilih produk multifungsi, dan 38% beralih ke brand lokal. Hal ini menandakan, konsumen sudah lebih bijak dalam memilih produk lokal yang berkualitas dan punya ragam fungsi.

Meskipun begitu, kemampuan tersebut diiringi juga dengan tingginya kekhawatiran konsumen Indonesia terhadap perubahan ekonomi. Tercatat sebanyak 61% konsumen mengkhawatirkan gejolak ekonomi karena perubahan iklim, bencana alam, dan polusi. Kemudian diikuti kenaikan biaya hidup akibat inflasi sebanyak 59%, kenaikan pengeluaran rumah tangga 56%, lingkungan geo-politik global 55%, dan tarif resiprokal AS 53%.

Kendati khawatiran naik, konsumen masih memiliki dana pengeluaran untuk gaya hidup dan luxury. Sebanyak 34% responden melaporkan peningkatan belanja untuk perjalanan, konser, festival, dan santapan mewah, dibanding 20% pada 2024.

Head of Cards and Payment UOB Indonesia Herman Soesetyo menjelaskan, data tersebut menunjukkan ekonomi tetap berputar, hanya alokasinya saja yang dibedakan yang berfokus pada pendidikan dan kesehatan. Secara umum, ia menilai riset ACSS 2025 menunjukkan konsumen Indonesia tetap positif menatap ekonomi, baik tahun ini dan tahun depan.

Menurut Herman, masih banyak juga responden yang mengeluarkan dana untuk kebutuhan entertainment dan lifestyle. “Total spending tidak turun. Pergeseran ini menunjukkan konsumen makin selektif, namun tetap melakukan pengeluaran pada kategori yang dianggap bernilai,” jelas Herman.

“Ada pergeseran dari belanja barang ke belanja experiential dan luxury. Konsumen menahan di satu sisi, tetapi mengalihkan ke lifestyle dan hiburan,” lanjutnya.

Herman menilai riset ini menjadi acuan strategis bagi UOB dalam merancang produk, salah satunya UOB TMRW yang menawarkan kartu kredit menarik kepada nasabah. “Research ini kami gunakan sebagai basis product development,” sambungnya.

Dari sisi regulator, Kepala Divisi Surveillance Industri Jasa Keuangan Hendriyono Rachman menyebut pola kehati-hatian konsumen tercermin pada tertundanya pembelian aset besar. Ia mengakui perlambatan ini sejalan dengan data ACSS 2025, di mana 46% konsumen menunda pengeluaran besar dalam 6–12 bulan terakhir.

“Dua item terbesar rumah dan kendaraan melambat tahun ini. Konsumen memilih downsize dari mobil baru ke mobil bekas, dari motor baru ke motor bekas,” ujarnya.

ACSS 2025 juga menyoroti penguatan perilaku finansial masyarakat. Sebanyak 75% responden menabung lebih dari 10% pendapatan bulanan, naik dari 70% tahun lalu. Adapun 88% memiliki dana darurat, dan 31% di antaranya cukup untuk menutup pengeluaran 7–11 bulan. Penggunaan pembayaran digital pun tetap dominan seperti e-wallet, QRIS, dan mobile banking. Meski sebagian mengalami penurunan frekuensi penggunaan seiring munculnya aplikasi keuangan terintegrasi yang terus meningkat penggunaannya.

Namun, Hendriyono melihat adanya perubahan ekonomi yang positif dari kebijakan yang sudah dibaurkan oleh Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. Hal ini juga didukung layanan buy now pay later (BNPL) dari industri jasa keuangan. “Dengan tren suku bunga turun, kami harap permintaan dua item besar itu kembali naik. Sementara itu, buy now pay later tumbuh signifikan dan kini mencapai seperempat pasar pembiayaan jangka pendek,” katanya.

Sektor perjalanan juga mencerminkan dinamika konsumsi rumah tangga. Ketua ASTINDO Pauline Suharno mengungkapkan penjualan perjalanan sempat tertekan pada Februari–Mei tahun 2025 dengan catatan negatif. Kondisi mulai pulih pada Juni dan Juli, dengan pertumbuhan mencapai 76%. “Empat bulan berturut-turut minus itu. paling besar 15,88% minusnya dari Februari sampai bulan Mei. Dan cukup mengagetkan karena sebetulnya bulan Februari itu ada travel fair,” katanya.

Travel fair, lanjut Pauline, dapat menjadi momentum bagi individu, lembaga pemerintah, atau korporasi yang menginginkan perjalanan dinas guna mencari informasi promo dan diskon. Bagi anggota ASTINDO, travel fair juga menjadi momentum untuk menawarkan program perjalanan yang lebih rinci dan nyaman. Untuk itu, Pauline berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan lebih longgar agar industri travel bisa membuat promo, sehingga mendorong pertumbuhan industri travel.

Selanjutnya: SSSG Mitra Adiperkasa (MAPI) Tunjukkan Sinyal Pemulihan, Intip Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (5/12), Hujan Sangat Lebat Turun di Provinsi Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Reporter: Adv Team
Editor: Indah Sulistyorini

TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

×