KONTAN.CO.ID - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja tetap solid dengan rata-rata pertumbuhan dua digit pada semua indikator keuangan mulai dari Dana Pihak Ketiga (DPK), pembiayaan, aset, hingga laba bersih.
Laba bersih BSI tumbuh 22,83% year on year (YoY) pada 2024. Kinerja laba yang positif membawa BSI masuk dalam jajaran Top 10 Bank yang mencatatkan pertumbuhan kinerja tertinggi.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menjelaskan, pertumbuhan yang diraih merupakan hasil kerja keras dari implementasi strategi BSI pada 2024. Strategi tersebut di antaranya perbaikan infrastruktur transaksi perbankan dengan meluncurkan BYOND by BSI dan menerapkan bisnis model yang baru yakni bisnis berbasis emas, tabungan haji, bancassurance, dan bisnis treasury.
‘’Dengan implementasi strategi tersebut BSI berhasil membukukan laba bersih sepanjang tahun 2024 sebesar Rp7,01 triliun, tumbuh 22,83% YoY dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya,’’ kata Hery.
Di tengah ketatnya kompetisi perebutan likuiditas antarbank, BSI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,46% menjadi Rp327,45 triliun dengan komposisi mayoritas (60,12%) di dana murah (CASA). Tabungan sebagai sumber utama dana murah tumbuh 12,67% menjadi Rp140,53 triliun. Sementara tabungan mengomposisi 42,90%, disusul deposito (39,4%) dan giro (17,2%).
Pembiayaan Tumbuh
Pembiayaan BSI tumbuh 15,88% YoY di atas rata-rata industri menjadi Rp278,48 triliun. Pembiayaan tersebut ditopang segmen utama yakni segmen konsumer sebesar 54,54%. Adapun segmen wholesale mengomposisi 27,73% dan retail 17,73%. Kualitas pembiayaan membaik dengan indikator penurunan NPF gross pada Desember 2024 pada posisi 1,90%.
Hery menambahkan, pembiayaan melesat ditopang tingginya bisnis emas, baik gadai dan cicil emas. Hingga Desember 2024, bisnis emas di BSI mencapai Rp12,8 triliun, tumbuh 78,18% YoY yang didorong oleh produk cicil emas yang naik hingga 177,42% YoY ke level Rp6,40 triliun.
“Kami berhasil menggali potensi bisnis dari bisnis emas,” tambah Hery.
Lebih lanjut, Hery memaparkan BSI mampu melewati tantangan dengan memanfaatkan potensi islamic ecosystem yang hanya dimiliki oleh bank syariah. Kombinasi Islamic ecosystem dengan inovasi pada digitalisasi transaksi berdampak positif pada pertumbuhan fee based income (FBI) di segmen gadai, treasury, dan e-Channel, adapun FBI di tahun 2024 mampu tumbuh Rp1,36 triliun atau 32,58% YoY.
Secara bankwide BSI juga berhasil menumbuhkan komposisi pendapatan berbasis fee menjadi sekitar 17,95% yang dikontribusi oleh produk gadai emas dan treasury. Adapun BSI berhasil membukukan laba operasional Rp11,17 triliun, naik 9,38% YoY. Sementara aset BSI telah menembus Rp408,61 triliun, tumbuh 15,55% YoY dengan Return of Equity (ROE) berada pada posisi 17,77%.
Selanjutnya: Sikapi Kebijakan Perdagangan Trump, Indonesia Jaga Hubungan Dagang Seimbang dengan AS
Menarik Dibaca: Berikut Tips Jitu Cegah Depresiasi Harga Mobil Saat Dijual Kembali
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Ridwal Prima Gozal