KONTAN.CO.ID - Ditjen Pajak (DJP) meraih Platinum Winner PR Indonesia Awards (PRIA) 2024 karena menyabet medali terbanyak pada sektor kementerian.
DJP menjadi salah satu dari 8 peraih platinum (pemenang dengan medali terbanyak) dari sektor yang berbeda-beda. Founder dan CEO PR Indonesia Asmono Wikan mengapresiasi para peserta PRIA 2024. Inovasi program PR yang dilakukan makin relevan dengan kebutuhan dan target sasaran.
Pemenang yang kami cari adalah mereka yang mampu menunjukkan gagasan-gagasan segar dan berani mengambil inisiatif untuk lebih inovatif dan kreatif,” ujar Asmono, dikutip dari laman resmi PR Indonesia, Kamis (7/3/2024).
Kategori Kanal Digital, Subkategori Media Sosial TikTok, Gold Winner
Kategori Kanal Digital, Subkategori Media Sosial Instagram, Gold Winner
Kategori Kanal Digital, Subkategori Aplikasi, Aplikasi Renjani, Silver Winner
Kategori Laporan Tahunan, Subkategori Annual Report, Silver Winner
Kategori Manajemen Krisis, Subkategori Krisis & Pasca Krisis, Bronze Winner
Kategori Owned Media, Video Profile, Bronze Winner
Selain DJP, ada 7 perusahaan atau institusi yang mendapatkan Platinum Winner dari sektor yang berbeda-beda. Mereka adalah Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), Bank Indonesia, PT Pertamina (Persero), PT Wijaya Karya Beton Tbk, PT MRT Jakarta (Perseroda), DPMPTSP Provinsi DKI Jakarta, dan IPB University.
Untuk Kementerian Keuangan, selain DJP, ada Inspektorat Jenderal (Itjen) yang meraih 2 medali.
Kategori Owned Media, Subkategori E-Magazine, Gold Winner - Auditoria – Volume No. 69
Kategori Owned Media, Subkategori E-Magazine, Silver Winner - Auditoria – Edisi Khusus
Asmono mengatakan salah satu aspek penilaian yang mendapat perhatian serius dari para juri adalah strategi komunikasi terstruktur terhadap program PR. Peserta pada tahun ini umumnya berhasil menunjukkan objektif yang specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound (SMART) dan terkoneksi dengan masalah serta solusinya.
Terkait dengan tema PRIA 2024, yakni Komunikasi yang Menginspirasi Peradaban, Asmono menjelaskan komunikasi bukan lagi sekadar aktivitas untuk mengelola reputasi. Komunikasi harus mampu mendorong terciptanya peradaban bangsa.
Peradaban bangsa yang unggul, menandakan adanya reputasi bangsa yang kuat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Ridwal Prima Gozal