kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%
ADV /

Dari Warung Wedang Sampai Kelola Toko Kelontong Sendiri


Sabtu, 23 November 2019 / 09:16 WIB
Dari Warung Wedang Sampai Kelola Toko Kelontong Sendiri
ILUSTRASI. Sampoerna SRC - Kontan Adv Online

KONTAN.CO.ID - Perjuangan jatuh bangun, tanpa lelah dan hanya bermodal semangat sangat terasa dari kisah Casriatun (39) dari Anggota SRC Pekalongan, yang berhasil mengembangkan usaha dagangan mulai dari warung wedang yang luasannya cuma 3x4 meter hingga menjadi toko kelontong masa kini yang lebih rapi, bersih, terang.

“Saya sama sekali tidak menyangka bakal punya usaha yang berkembang seperti sekarang ini. Padahal dulu warung wedang saya itu kecil sekali, sampai malu kalau diceritain,” katanya membuka kisah.

Casriatun mengisahkan kalau warung wedangnya itu dibangun dari hasil jual motor, jual elektronik demi mendapatkan modal buat membangun usaha dagangan tersebut di tahun 2002. Bahkan sampai dimodalin kayu Kalimantan sama mertuanya segala. “Waktu itu kayu Kalimantan yang masih bagus dipakai buat rak pajangan dan sisanya dibakar dijadikan arang untuk kemudian dijual. Kemudian masih ada sisa kayu sedikit kemudian dibuat pagar,” katanya.

Selesai membangun warung,muncul lagi tantangan baru bagi Casriatun. Warungnya masuk gang dan jauh dari pusat keramaian. Akibatnya pun sudah bisa ditebak. Pengunjung yang datang ke warungnya sangat sepi. Kondisi ini membuat Casriatun dan suaminya putar otak bagaimana supaya warung mereka bisa ramai.

“Akhirnya sama suami kita membuat sesuatu yaitu lapangan badminton. Terus saya punya meja tenis meja, papan karambol, catur dan sampai membuat mainan jadul dari bahan kertas,’ katanya.


Dari situlah kemudian ada yang mau nongkrong di warungnya. Lama kelamaan warung mulai ramai dan suami Casriatun mulai membeli speaker aktif biar bisa karaoke. “Dengan cara itu kami punya pelanggan yang selalu ramai datang ke warung. Kita pun kadang buat lomba-lomba di depan warung biar tambah ramai,” katanya.

Pas musim pertandingan bola, tak segan pula Casriatun menggelar acara nonton bareng. Apalagi pas musim Piala Eropa, Piala Dunia dan Piala Asia. Mereka tidak ketinggalan untuk menggelar acara nobar. Warung pun menjadi sangat ramai.

“Akhirnya pemasukan pun bertambah, saya membeli tenda yang bisa disewakan. Lalu beli kursi biar makin banyak yang nongkrong di warung. Saya pun membeli proyektor dan sound system buat nobar,” katanya.

Mendapat jawaban seperti itu, Casriatun lantas mencari informasi dengan bergabung ke dalam komunitas SRC. Impiannya saat itu adalah ingin memiliki toko kelontong masa kini yang lebih rapi, bersih, terang. “Saya juga tidak punya modal buat menyulap bangunan warung ini jadi lebih permanen pelan-pelan sesuai kemampuan,” katanya.

Casriatun mulai memperbaiki fisik toko dengan mengecat ulang,mengganti ubin lantai dengan keramik warna merah putih. Lalu menyusun ulang rak-rak etalase dan menambah penerangan. Dia benar benar memikirkan kenyamanan konsumennya. Tak cukup sampai disitu. Casriatun juga menyisihkan uang untuk membeli rak-rak etalase dan menyusun ulang barang dagangan sesuai dengan pengelompokan.

Seiring berjalannya waktu, Casriatun pun mulai menyerap ilmu yang dia dapat dari komunitas SRC termasuk dari mentor-mentor di SRC. “Waktu itu saya diajak jalan melihat toko-toko binaan SRC. Saya jadi tahu bagaimana mendisplay barang dagangan. Ternyata kalau minuman itu tempatnya mesti dekat dengan rak makanan,” katanya.

Casriatun pun mulai menerapkan pola manajemen modern seperti pembukuan, penataan rak, pengadaan barang hingga aplikasi digital selayaknya toko kelontong masa kini. Berkat kesungguhannya itu kini warung wedangan sudah berubah menjadi toko kelontong masa kini.

Sampoerna SRC - Kontan Adv OnlineBahkan Casriatun juga punya Pojok Lokal yang menjual aneka dagangan makanan oleh oleh khas Pekalongan seperti kerupuk kulit, susu kambing ettawa, jahe merah dan kopi tahlil. “Barang-barang di Pojok Lokal itu saya dapatkan dari warga sekitar yang titip disini. Malah ada juga yang dari Blora. Alhamdullah laris manis. Malah dalam 4 hari langsung habis sampai harus mencari di tempat lain,” katanya.

Aplikasi Ayo SRC pastinya memberikan kemudahan bagi Casriatun untuk bersaing di era digital. Melalui Ayo SRC, beberapa fasilitas diakses dengan mudah yaitu, menemukan toko SRC terdekat, menemukan promo terbaik, pengumpulan poin belanja. Poin belanja yang dikumpulkan akan mendapat hadiah, mulai dari handphone hingga paket wisata bila konsumen memenangkan undiannya.  Tentunya ini membuat hubungan dengan konsumen menjadi dekat, hemat dan bersahabat

Sedangkan untuk urusan pembayaran. Casriatun juga menerapkan sistem Pojok Bayar dan menerima berbagai macam jenis pembayaran seperti tagihan listrik, air, dan banyak lagi lainnya

Ke depan, Casriatun berharap anggota SRC di Pekalongan bisa terus bertambah dan membesar. Dan yang paling penting adalah semakin solid mengingat kini persaingan juga semakin ketat.  “Anggota SRC Pekalongan harus bisa menghasilkan sesuatu yang positif dan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin demi kesejahteraan bersama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Sumber : Commercial Content
Editor: Ridwal Prima Gozal

TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

×