KONTAN.CO.ID - Bantul -- Proses digitalitasi berkelanjutan di berbagai aspek semakin gencar digalakkan oleh BPJS Kesehatan. Titik-titik layanan yang membutuhkan percepatan terus diberikan dorongan agar kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus merangkak naik. Satu di antara sekian inovasi adalah penyelarasan sistem untuk pelayanan farmasi di rumah sakit atau biasa disebut bidging apotek online.
Bridging Apotek Online merupakan proses menghubungkan antara sistem Apotek Online yang dimiliki BPJS Kesehatan dengan sistem informasi yang dimiliki rumah sakit. Sistem ini telah berhasil diterapkan di beberapa rumah sakit termasuk RS Universitas Islam Indonesia (RS UII).
“Bridging ini sudah diimplementasikan sejak rumah sakit kami bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, sekitar akhir tahun 2022. Awalnya kita diberikan sosialisasi dan informasi, kemudian kami berdiskusi dengan tim di internal. Setelah semua siap, bridging kita lakukan,” kata Supervisor Farmasi RS UII, Fatma Nur Hudaifah, Kamis (14/08).
Sistem Apotek Online membantu fasilitas kesehatan menagihkan biaya obat kepada BPJS Kesehatan. Sebelum bridging dijalankan, petugas harus melakukan entry data obat sebanyak dua kali, yaitu di sistem rumah sakit sendiri dan di sistem Apotek Online agar tercatat masuk dalam penagihan ke BPJS Kesehatan.
“Dahulu masih kita lakukan secara manual, kita melakukan input satu per satu, kita cocokan dengan data-data yang ada di sistem informasi rumah sakit setelah itu kami melakukan entry di Apotek Online. Saat itu memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun setelah sistem ini berhasil dikoneksikan semua menjadi lebih cepat dan proses entry data jauh berkurang,” kata Fatma.
Fatma mengakui dengan bridging ini pelayanan di loket farmasi menjadi lebih cepat, efektif serta efisien. Dahulu penginputan data di farmasi bisa mencapai hitungan menit, namun kini kurang dari satu menit data sudah selesai diproses dengan baik. Saat petugas melakukan entry data di sistem rumah sakit maka akan terinput juga di Apotek Online secara otomatis.
“Setelah dilakukan bridging sistem, sekarang dalam satu hari kita bisa menginputkan seluruh resep yang ada. Tidak ada lagi resep yang tertunda penginputannya, semua sudah bersih dalam satu hari. Dahulu kita input manual bisa hitungan menit sekarang cukup 10 detik sudah auto terinput,” tegas Fatma.
Bridging sistem ini ternyata juga memiliki dampak positif terhadap waktu tunggu di loket farmasi rumah sakit. Fatma mengatakan, pemberian pelayanan kepada pasien menjadi lebih cepat. Sebelum obat diberikan pada pasien maka data sudah harus masuk ke dalam sistem, proses entry yang menjadi lebih singkat secara otomatis mempersingkat pula waktu tunggu loket farmasi.
“Pemberian pelayanan kepada pasien yang tiba di loket farmasi tentu menjadi lebih cepat dan waktu tunggu lebih singkat. Penginputan data lebih cepat, cukup dalam hitungan detik dan antrean berjalan lebih cepat,” kata Fatma senang.
Fatma berharap sistem dan inovasi yang dihadirkan BPJS Kesehatan dapat terus memberikan manfaat bagi peserta serta fasilitas kesehatan yang memberikan layanan langsung pada peserta JKN. Ia juga berharap berbagai menu di Apotek Online terus diperkaya untuk memberikan yang terbaik bagi peserta.
“Tentu harapan kami sistem Apotek Online semakin lebih baik sehingga membantu kita juga dalam pemenuhan retriksi obat dan penginputan satu obat dengan obat yang lain. Harapan kami juga dengan sinergi yang baik kita dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien JKN sehingga kepuasan masyarakat semakin meningkat,” kata Fatma.
Selanjutnya: Net Sell Asing Rp 4,55 Triliun Saat IHSG Anjlok 1,78% Hari Ini (9/9)
Menarik Dibaca: Makin Diminati, Penjualan Tiket Lewat Access by KAI Capai 17,2 Juta hingga Agustus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Indah Sulistyorini